Pertemuan 6
Cisco
1
Cara
Membuat Jaringan Sederhana
33 Perintah Dasar Cisco Router
Cisco Systems, Inc. adalah
perusahaan jaringan terbesar di dunia yang mengembangkan, memproduksi dan
menjual perangkat keras jaringan, peralatan telekomunikasi dan layanan serta
teknologi lainnya. Cisco memiliki banyak anak perusahaan yang di akuisisi di antaranya
layanan yang menawarkan fungsi DNS seperti OpenDNS, WebEx, Jabber
dan Jasper, Cisco mengkhususkan diri ke pasar teknologi tertentu, seperti
Internet of Things (IoT), keamanan domain dan manajemen energi.
Cisco memproduksi berbagai perangkat
keras, perangkat lunak, hingga sistem operasi sendiri untuk produk yang di
tawarkannya, salah satunya adalah Cisco Router dengan sistem operasi Cisco IOS
(Internet Operating system), dalam artikel kali ini kita akan membahas
perintah dasar cisco khususnya pada perangkat Cisco Router dengan sistem
operasi Cisco IOS atau Anda dapat mempraktikannya menggunakan emulator jaringan
yang powerfull bernama Cisco Packet Tracer.
1. router>enable
Secara default, CLI (Command Line
Interface) akan masuk ke mode user, tandanya adalah simbol “>”
yang ada di bagian depan nama host (dalam hal ini “router”), pada mode
user Anda tidak dapat mengkonfigurasi apapun, oleh karena itu Anda perlu
beralih ke mode privileged (juga di kenal sebagai EXEC-level
mode) dengan perintah “router>enable” kemudian tekan Enter, apabila
perintah berhasil tereksekusi, maka simbol di depan nama host akan
berubah menjadi “#” (misalnya “router#”).
2. router#show ?
Perintah “router#show ?” di gunakan
untuk melihat daftar perintah yang tersedia untuk di eksekusi.
3. router#show running-config
Perintah “router#show
running-config” di gunakan untuk menampilkan file konfigurasi yang sedang di
jalankan pada RAM.
4. router#show startup-config
Perintah “router#show
startup-config” di gunakan untuk menampilkan file konfigurasi yang di jalankan
saat startup, file konfigurasi tersebut di simpan pada NVRAM (Non
Volatile Random Access Memory), berbeda dengan SRAM (Static Random Access Memory)
atau DRAM (Dynamic Random Access Memory). Penyimpanan data yang dilakukan saat
daya listrik mengalir, NVRAM tetap menyimpan file konfigurasi sekalipun
perangkat router di matikan.
Perlu di ingat bahwa NVRAM tidak
sama dengan Flash SIMM (Single In-line Memory Module). Perbedaan antara NVRAM
sama dengan Flash SIMM seperti perbedaan RAM dan hardisk drive (walaupun pada
kenyataannya RAM dengan NVRAM juga berbeda), Flash SIMM sendiri lebih mirip
hard disk drive yang menyimpan file sistem operasi Cisco IOS dan file lain yang
di perlukan.
5. router#copy running-config
startup-config
Perintah “router#copy running-config
startup-config” di gunakan untuk menyimpan pengaturan yang sedang berjalan
(running connfiguration) pada RAM ke NVRAM sehingga dapat di terapkan pada saat
router di nyalakan (start-up).
6. router#erase startup-config
Perintah “router#erase
startup-config” di gunakan untuk menghapus file konfigurasi yang di simpan pada
NVRAM (Non Volatile Random Access Memory)
7. router#copy running-config
tftp
Selain menyimpan running-config ke
startup-config, Anda juga dapat meyimpan running-config ke TFTP Server secara
remote (jarak jauh), caranya cukup dengan mengeksekusi perintah “router#copy
running-config tftp”.
8. router#show users
Perintah “router#show users” di
gunakan untuk menampilkan pengguna yang sedang terhubung ke jaringan (router)
yang bersangkutan.
9. router #show arp
Perintah “router #show arp” di
gunakan untuk menampilkan tabel ARP, ARP atau Address Resolution Protocol
merupakan sebuah protokol yang memetakan fungsi IP address ke alamat fisik mesin (di kenal
juga sebagai alamat MAC) yang di kenali oleh jaringan lokal. Tabel ARP atau di
kenal juga dengan sebutan ARP Cache di gunakan untuk memelihara korelasi antara
alamat MAC dengan alamat IP.
10. router #show history
Perintah “router #show history” di
gunakan untuk menampilkan riwayat perintah yang telah di eksekusi sebelumnya,
perintah ini akan sangat berguna jika Anda hendak mengulangi perintah serupa
tanpa mengetik ulang perintahnya.
11. router#show interfaces
Perintah “router#show interfaces” di
gunakan untuk menampilkan statistik dari semua interface yang tersedia,
perintah “router#show interfaces” akan menampilkan informasi yang mencakup
interface, status interface (baik fisik maupun data link), dan IP address.
Perintah “router#show interfaces” juga mencakup informasi tambahan termasuk
subnet mask IP interface, pengaturan bandwidth, pengaturan delay, konfigurasi
antrian, informasi protokol data link (dalam hal ini tipe duplex, ARP), dan
sejumlah counter yang berbeda yang dapat di gunakan untuk memantau
interface.
12. router#show host
Perintah “router#show host” di
gunakan untuk menampilkan cache dari host yang tersedia.
13. router#show flash
Perintah “router#show flash” di
gunakan untuk menampilkan informasi mengenai memori Flash yang terdapat pada
perangkat router Cisco. Informasi yang di tampilkan termasuk file yang ada di
dalamnya, ruang kosong, ruang yang di gunakan, total ruang (kapasitas) yang
tersedia hingga ukuran ‘processor board System Flash’.
14. router#show protocols
Perintah “router#show protocols”
menunjukkan status protokol layer ketiga pada perangkat yang telah di
konfigurasi. Layer ketiga yang di maksud adalah bagian dari model OSI layer, layer ketiga adalah network
layer, fungsi network layer salah satunya adalah
menyediakan sarana fungsional dan prosedural untuk mentransfer data ke node
lain yang terhubung dalam jaringan yang berbeda, router adalah salah satu perangkat
yang bekerja di layer ketiga ini.
15. router#show ip interface
Perintah “router#show ip interface”
di gunakan untuk menampilkan informasi mengenai pengaturan IP interface secara
lengkap, termasuk alamat IP dan informasi mask, access list configuration
(ACL), jenis switching yang digunakan (bagaimana lalu lintas IP di proses oleh
perangkat), pengaturan kompresi, dan lain sebagainya.
16. router#show ip interface brief
Perintah “router#show ip interface
brief” di gunakan untuk menampilkan output dari status IP address suatu
interface secara ringkas. Informasi penting yang akan di tampilkan meliputi
interface, IP address dari interface tersebut, status (secara fisik) dan status
protokol (data link).
17. router#show ip protocol
Perintah “router#show ip protocol”
di gunakan saat protokol routing dinamis di jalankan pada perangkat. Output
dari perintah ini dapat digunakan untuk memverifikasi konfigurasi protokol
routing sedang di proses seperti yang di harapkan. Output yang tepat dari
perintah ini bergantung pada dynamic routing protocol yang di konfigurasi.
18. router#show ip route
Perintah “router#show ip route” di
gunakan untuk menampilkan konten tabel routing IP saat ini. Output dari
perintah “router#show ip route” bisa sangat lama ketika beberapa jaringan di
kelola oleh satu perangkat.
19. router#show logging
Perintah “router#show logging” di
gunakan untuk verifikasi beberapa hal yang di anggap tidak sesuai. Perintah
“router#show logging” dapat mengakses log dan menampilkannya. Dengan begitu
Anda dapat mem-verifikasi apabila terdapat beberapa hal yang di anggap tidak
sesuai (biasanya antara konfigurasi yang di terapkan dengan hasil yang di
harapkan yang tidak sesuai).
20. router#show clock
Perintah “router#show clock” di
gunakan untuk menampilkan jam dari sistem saat ini, ingat bahwa router Cisco
menggunakan sistem operasi tersendiri sehingga jam pada sistem Cisco dengan jam
pada sistem Host mungkin berbeda, mencocokkan jam pada keduanya berguna untuk
singkronisasi log sehingga memudahkan verifikasi.
21. router#ping
Perintah “router#ping” di gunakan
untuk memverifikasi ketergapaian (reachability) host tujuan dengan
mengirim lima paket ICMP (Internet Control Message Protocol) ke host tujuan,
dan host tujuan akan mengembalikan atau menjawab kiriman tersebut dengan paket
yang serupa.
22. router#traceroute
Perintah “router#traceroute” di
gunakan untuk memverifikasi operasi jaringan dengan mengirimkan paket sesuai
jalur yang telah di tentukan dari jalur sumber ke jalur tujuan yang
memanfaatkan fungsi TTL (Time to Live) yang terdapat pada IP header, prinsipnya
sama dengan perintah “router#ping”, apabila host tujuan tidak merespon (paket
tidak sampai ke tujuan) maka pesan “unreachable” (tak tergapai).
23. router#show version
Perintah “router#show version” di
gunakan untuk menampilkan versi Cisco IOS (Internet Operating System) yang di
gunakan.
24. router#configure terminal
Jika Anda perhatikan, perintah di
atas hanya untuk melihat atau menampilkan informasi tertentu (beberapa ada yang
di gunakan untuk meng-copy), untuk dapat mengkonfigurasi router misalnya
mengubah running-configuration Anda harus masuk ke Global Configuration Mode,
lihat kembali perintah “router#copy running-config startup-config” pada poin ke
5 dan perintah “router#copy running-config tftp” ke 7, di sana hanya
menjelaskan mengenai perintah untuk menyimpan running-config ke startup-config
atau tftp, cara mengkonfigurasi running-config itu sendiri belum di paparkan.
Untuk dapat melakukan konfigurasi,
Anda harus mengeksekusi perintah “router#configure terminal” untuk masuk
ke Global Configuration Mode, indikator pada nama host nantinya akan
berubah menjadi “router(config)#” yang artinya Anda telah masuk ke Global
Configuration Mode.
25. router(config)#hostname
Perintah “router(config)#hostname”
di gunakan untuk mengganti nama host, secara default host bernama “router”,
untuk menggantinya dengan nama lain misalnya “dosenit”, cukup ketikkan perintah
“router(config)#hostname dosenit” dan indikator pada CLI akan berubah menjadi
“dosenit(config)#”.
26. router(config)#banner motd
Perintah “router(config)#banner
motd” di gunakan untuk menambahkan MotD (Message of the Day) sebagai banner,
pesan tersebut nantinya akan tampil pada antarmuka pengguna yang mengakses
antarmuka router, pesan dapat di tambahkan dengan perintah
“router(config)#banner motd # isi pesan #”.
27. router(config)#no banner
motd
Perintah “router(config)#no banner
motd” di gunakan untuk menghapus pesan (MotD, Message of the Day) dari banner.
28. router(config)#do
Ingat, bahwa saat ini Anda berada pada
Global Configuration Mode, Anda tidak dapat mengeksekusi perintah yang ada pada
Privilege Mode atau EXEC Level Mode, misalnya “router#show running-config”
tidak dapat Anda akses dengan perintah “router(config)#show
running-config”, namun Anda tetap dapat menjalankan perintah Privilege
Mode/EXEC Level Mode (misalnya “show running-config” di atas) walaupun
Anda berada pada Global Configuration Mode dengan “router(config)#do”,
misalnya “router(config)#do show running-config”.
29. router(config)#enable
password
Perintah “router(config)#enable
password” di gunakan untuk mengaktifkan fitur password.
30. router(config)#line
console
Perintah “router(config)#line
console” di gunakan untuk masuk ke Line Console Mode, dengan masuk ke Line
Console Mode Anda dapat mengakses berbagai pengaturan yang tidak tersedia pada
Global Configuration Mode misalnya menetapkan exec-timeout (akan kita bahas
kemudian) dan lain sebagainya, indikator pada Line Console Mode akan berubah
menjadi “router(config-line)#”.
31. router(config-line)#password
admin
Perintah
“router(config-line)#password admin” di gunakan untuk menetapkan password untuk
login dengan password “admin”, Anda dapat mengganti password dengan teks lain
yang Anda kehendaki.
32.
router(config-line)#login
Perintah “router(config-line)#login”
di gunakan untuk mengaktifkan fitur login, saat pengguna masuk ke mode
konfigurasi (dengan hak akses lebih tinggi) maka pengguna di haruskan
memasukkan password terlebih dahulu.
33. router(config-line)#exec-timeout
1 30
Perintah
“router(config-line)#exec-timeout 1 30” di gunakan untuk mengatur fitur auto
log off (apabila fitur login di aktifkan), nilai “1” pada perintah tersebut
merupakan nilai “menit” sedangkan nilai “30” merupakan nilai “detik”, artinya
pengguna akan secara otomatis log off apabila tidak ada aktifitas selama 1
menit 30 detik, untuk mengatur agar pengguna tidak log off otomatis, maka
perintah yang di jalankan adalah “router(config-line)#exec-timeout 0 0”.
Demikian pembahasan mengenai
perintah dasar Cisco, semoga bermanfaat untuk Anda yang membutuhkan atau
setidaknya untuk menambah pengetahuan dan referensi kita mengenai beragam
teknologi khususnya dalam bidang jaringan yang saat ini semakin berkembang
pesat, selamat mencoba.
Membuat Jaringan Sederhana dengan Cisco
Packet Tracer
Sebelumnya saya
sudah pernah membahas tentang sertifikasi
cisco , nah abgi anda yang tertarik untuk mempelajari jaringan
khususnya di perangkat cisco berikut adalah langkah langkah untuk membuat
jaringan sederhana dengan cisco paket tracer .
disini
saya akan membuat sebuah jaringan computer yang terdiri dari :
- 21 komputer
- 3 switch
- 1 server
Masing-masing switch terhubung
dengan 7 komputer. Dan setiap komputer tersebut mempunyai IP address dengan
level dan kelompok yang sama. Tampilan akhirnya akan seperti ini :
Langkah-langkah
pembuatan jaringan diatas sebagai berikut:
1. Buatlah 3
switch.
Switch dapat
ditemukan di toolbar bawah, pada bagian SWITCHES. Pilih tipe yang mana saja,
tiap tipe mewakilkan tipe-tipe switch yang dikeluarkan oleh cisco.
2. Buatlah 7
komputer pada tiap-tiap switch, sehingga terdapat 21 komputer yang terhubung
dengan 3 switch. Komputer dapat ditemukan pada toolbar END DEVICE.
Susunan dari
tiap-tiap komputer tidak harus sama dengan gambar yang saya buat, yang
terpenting tiap komputer terhubung dengan switch yang benar. Setelah 21
komputer sudah dibuat, kemudian hubungkan komputer-komputer tersebut ke switch.
Karena yang terhubung adalah 2 perangkat yang berbeda maka pakailah kabel
straight sebagai media transmisinya.
Ketika pertama
kali komputer disambungkan dengan kabel ke switch, lingkaran hijau yang ada di
switch akan berwarna kuning. Hal ini menandakan bahwa hubungan tersebut masih
diinisialisasi, jika media transmisi yang digunakan benar maka lama kelamaan
indikator tersebut akan berubah warna menjadi lingkaran hijau tetapi jika salah
maka akan berwarna merah.
3. Hubungkan
tiap-tiap switch dengan switch yang berada di tengah, memakan kabel cross.
Mengapa media yang dipakai kabel cross? Karena fungsi dari cross adalah menghubungkan antara 2 device yang sama. Kabel cross dapat ditemukan di toolbar CONNECTIONS.
Mengapa media yang dipakai kabel cross? Karena fungsi dari cross adalah menghubungkan antara 2 device yang sama. Kabel cross dapat ditemukan di toolbar CONNECTIONS.
Sama seperti
penjelasan diatas, tunggu sampai indikator berwarna hijau, menandakan hubungan
antar perangkat tersebut sudah terhubung.
4. Buatlah 1 buah
server yang terhubung dengan switch yang berada ditengah.
Server dapat
ditemukan di toolbar END DEVICE. Hubungkan server dengan switch menggunakan
kabel straight. Server disini bisa difungsikan sebagai storage data (data
warehaouse) atau sentral prosesing (semua proses dilakukan oleh server).
Pengaturan fisik untuk jaringan sudah selesai sampai di sini. Semua perangkat sudah terhubung secara fisik. Untuk melakukan pengiriman data, masih diperlukan sebuah alamat yang unik pada setiap komputer yang terhubung. Hal ini dilakukan agar, data terkirim sesuai sasaran dan switch bisa menentukan ke alamat mana data tersebut dikirim.
Ada 2 tipe IP Address:
Pengaturan fisik untuk jaringan sudah selesai sampai di sini. Semua perangkat sudah terhubung secara fisik. Untuk melakukan pengiriman data, masih diperlukan sebuah alamat yang unik pada setiap komputer yang terhubung. Hal ini dilakukan agar, data terkirim sesuai sasaran dan switch bisa menentukan ke alamat mana data tersebut dikirim.
Ada 2 tipe IP Address:
· IP static
· DHCP (IP
dynamic)
Untuk sekarang
kita akan mengkonfigurasi IP static. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Klik komputer
yang ingin dikonfigurasi IP addressnya, kemudian akan muncul window baru,
2. Klik tab Desktop,
3. Akan muncul menu, pilih IP Configuration,
4. Isi bagian IP Static dengan 192.168.1.2 dan gateway biarkan secara default 255.255.255.0,
5. Untuk IP komputer kedua, isi dengan 192.168.1.3. Komputer ketiga isi dengan 192.168.1.4 dan seterusnya sampai komputer ke 21,
2. Klik tab Desktop,
3. Akan muncul menu, pilih IP Configuration,
4. Isi bagian IP Static dengan 192.168.1.2 dan gateway biarkan secara default 255.255.255.0,
5. Untuk IP komputer kedua, isi dengan 192.168.1.3. Komputer ketiga isi dengan 192.168.1.4 dan seterusnya sampai komputer ke 21,
6. Ulangi langkah
1-5 sampai semua komputer mempunyai IP address yang berbeda.
Setelah semua
komputer sudah dikonfigurasi IP Addressnya, sekarang waktunya untuk mencari
tahu apakah jaringan sudah terbentuk sempurna atau belum, dengan cara
menge-ping komputer yang berseberangan. Dengan cara,
1. Klik komputer yang ingin meng-ping komputer lain, kemudian akan muncul window baru,
2. Klik tab Desktop,
3. Masuk ke menu Command Prompt,
4. Dan ketikkan perintah,
Ping 192.168.1.19 IP Address komputer tujuan.
5. Ping sukses menandakan jalur komunikasi data antar 2 perangkat tersebut sudah terhubung dan siap digunakan.
1. Klik komputer yang ingin meng-ping komputer lain, kemudian akan muncul window baru,
2. Klik tab Desktop,
3. Masuk ke menu Command Prompt,
4. Dan ketikkan perintah,
Ping 192.168.1.19 IP Address komputer tujuan.
5. Ping sukses menandakan jalur komunikasi data antar 2 perangkat tersebut sudah terhubung dan siap digunakan.
Tampilan
ping/message dari komputer- komputer yang terhubung dalam jaringan.
Gambar berikut diambil berdasarkan PC-0 yang menjadi transmitter dan semua komputer selain PC-0 sebagai receiver.
Gambar berikut diambil berdasarkan PC-0 yang menjadi transmitter dan semua komputer selain PC-0 sebagai receiver.
Sumber
Rerferensi:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar